kerja

Setiap hari fresher melakukan aktivitas, dari bangun tidur hingga tidur lagi. Kalau dihitung tenaga yang yg dikeluarkan tentunya juga tidak akan dapat dihitung meski dengan sepuluh jari tangan plus sepuluh jari kaki. Alangkah sayangnya apabila energi yang keluar sangat banyak itu hanya hilang begitu saja

Tentunya yang fresher inginkan adalah pekerjaan yang dilakukan dengan tenaga minimal, tetapi bisa memberikan hasil yang sangat besar. Setinggi-tinggi hasil yang diperoleh adalah manakala apa yang fresher lakukan diterima Allah swt sebagai ibadah, yang dapat menghantarkan menjadi penghuni jannah-Nya.

Oleh karena itu, ada dua hal yang harus fresher perhatikan agar seluruh yang kita kerjakan dapat bernilai ibadah.

Pertama, Hendaknya melakukan semua pekerjaan semata-mata karena Allah swt. Karena pekerjaan yang tidak ditujukan kepada Allah, maka tidak akan sampai kepadaNya. Sebagai contoh, apabila bekerja semata-mata ingin mencari uang saja, maka yang akan fresher dapatkan juga hanya uang. Sedangkan apabila diniatkan ibadah (mencari Ridlo Allah), maka selain uang, fresher  juga akan mendapatkan pahala dari Allah swt. Sehingga harta yang diperoleh akan lebih bermakna (barokah). Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist berikut.

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .

[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. (HR. Buhari-Muslim)

Sebagai ilustrasi bisa dibayangkan saat fresher akan mengirim surat melalui Post, maka Pak Post akan memberikan surat sesuai dengan alamat yang tertera pada Amplop, dan yang akan membuka surat adalah seseorang yang namanya tertulis pada amplop tersebut. Begitu juga dengan amal yang fresher lakukan, kalau tidak kita tujukan kepada Allah, maka Allah pun tidak akan menerimanya. Maha suci Allah.

Kedua, Hendaknya fresher melakukan amal sesuai dengan “SOP” yang telah diberikan contohnya oleh Rasulullah Muhammad SAW. Hal ini sangat berkaitan dengan point pertama tadi yaitu niat/tujuan melakukan pekerjaan. Apabila tujuannya kepada Allah, maka pasti yang akan dilakukan selalu diupayakan agar tidak keluar dari syari’at Islam. Karena targetnya adalah sampai kepad Allah, maka hal-hal yang menghambat jalan menuju Allah akan dibuang jauh-jauh. Berbeda halnya apabila bekerja untuk mencari uang, pasti yang menjadi target utamanya adalah terkumpulnya uang. Adapun caranya, tidak begitu diperhatikan apakah keluar dari syari’at atau tidak. Hal inilah yang menyebabkan pekerjaan itu tidak akan bernilai ibadah… yang didapatkan ya sesuai yang dia tuju.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌۭ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا [٣٣:٢١]

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. 33:21)

Previous PostNext Post

Leave a Reply

WordPress Theme